Wednesday, August 21, 2019

Pendiri Huawei Bilang Sanksi AS Perkara Hidup dan Mati

Desakan berkepanjangan pemerintah Amerika Serikat pada Huawei nampaknya semakin berefek pada perusahaan itu. Pendiri Huawei, Ren Zhengfei, bahkan juga mengatakan permasalahan ini ialah masalah hidup serta mati.



Dalam memo pada beberapa karyawan Huawei, Ren menggambarkan kondisi perusahaannya ada dalam medan pertarungan. Masalahnya AS kokoh masukkan Huawei dalam daftar hitam hingga sangat dipersulit terkait usaha dengan perusahaan asal Negara Paman Sam.

Baca Juga : Mean, Median, Modus

Sedikit ada angin fresh dimana AS barusan perpanjang 'masa tenggang' sepanjang 90 hari. Dalam periode itu, perusahaan AS dapat jual produk detil pada Huawei. Tetapi sesudahnya, nasib Huawei kembali belum jelas.

"Saat ini di saat perusahaan ada di kritis hidup atau mati, prioritas pertama kita ialah menggerakkan semua crew untuk bikin andil serta yang ke-2 ialah pilih serta mempromokan talenta, untuk memberikan tambahan darah baru ke skema kita," tulisnya.

Artikel Terkait : Mencari Mean

Diambil detikINET dari CNBC, dalam memo itu Ren inginkan perusahaannya dapat lebih efektif. Strateginya terhitung memotong karyawan serta mengalihkan manager ke tempat lain bila dibutuhkan.

Ren minta perhatian serius pada kontrak-kontrak pembelian hingga Huawei dapat tetap membayar pas waktu serta tidak alami permasalahan masalah kontan flow.

Di lain sisi di media, Ren masih mengatakan rasa optimismenya. "Apa daftar hitam itu dilanjutkan ataukah tidak, tidak memberi efek signifikan pada usaha Huawei. Kami dapat baik-baik saja tanpa ada tergantung pada perusahaan Amerika," klaimnya.

Artikel Terkait : Mencari Median

Pemerintah Amerika Serikat kembali tunda larangan untuk Huawei melakukan bisnis dengan Negeri Paman Sam itu. Penangguhan itu dikerjakan sepanjang 90 hari.

Fakta penangguhan itu ialah banyak perusahaan telekomunikasi di AS yang memerlukan penambahan waktu untuk ganti perlengkapan telekomunikasinya yang sekarang masih memakai piranti bikinan Huawei.

Penutupan Huawei pertama dicetuskan pada Mei lalu oleh Presiden Donald Trump berbentuk perintah eksekutif. Dalam penutupan itu, dia memerintah larangan pembelian serta instalasi piranti telekomunikasi penting dari perusahaan asing.

Baca Juga : Mencari Modus

Tetapi implementasi penutupan itu langsung dipending sepanjang 90 hari, yang membuat Huawei masih dapat memberi pembaharuan pada hp serta piranti jaringan yang telah terpasang di AS.

Penangguhan sepanjang 90 hari itu sekarang telah selesai, tetapi pemerintah AS kembali perpanjang penangguhan itu sepanjang 90 hari ke depan, yang akan selesai pada 19 November, demikian diambil detikINET dari The Verge, Selasa (20/8/2019).

"Beberapa perusahaan dalam tempat terpencil masih tergantung pada Huawei, jadi kami memberi waktu penambahan buat mereka untuk ganti perlengkapan itu," tutur Wilbur Ross, Menteri Perdagangan AS.

Jadi info, perlengkapan jaringan Huawei ialah pilihan yang dapat dijangkau untuk perusahaan telekomunikasi kecil, serta perusahaan seperti berikut yang sekarang ada di tempat susah. Pasalnya mereka harus keluarkan penambahan ongkos untuk ganti perlengkapan itu dengan piranti bikinan perusahaan lain.

Baca Juga : Mean, Median, Modus

Tidak hanya perpanjang penangguhan itu, AS juga meningkatkan daftar anak perusahaan Huawei ke daftar penutupan itu. Persisnya ada 46 anak perusahaan yang dimasukkan ke daftar yang sekarang didalamnya lebih dari 100 perusahaan itu.

Huawei menyebutkan menambahkan anak perusahaan mereka ke daftar itu jadi langkah politis serta ketetapan yang tidak adil, dan tidak ada hubungan dengan keamanan nasional. Serta perpanjangan nyawa sepanjang 90 hari itu tidak berefek penting buat usaha Huawei.

Walau belum dikunci, banyak perusahaan asal AS yang memutuskan hubungan dengan Huawei. Pemutusan jalinan ini membuat Huawei tidak dapat terhubung beberapa elemen serta software penting, misalnya dari Android punya Google serta processor Intel.

No comments:

Post a Comment

Proyektil Pembunuh Randi Sampai ke Luar Negeri

Polisi masih menginterogasi masalah tewasnya Randi, mahasiswa Kampus Halu Oleo, Kendari, Sultra sebab tertembak waktu demonstrasi kacau DPRD...