Wilayah Petobo, Balaroa, dan Jono Oge akan Dijadikan Memorial Park untuk Mengenang Korban Gempa

Evakuasi beberapa korban musibah gempa bumi serta tsunami di Kota Palu, Sigi, serta Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) ditetapkan dihentikan sesudah tuntas waktu tanggap darurat tanggal 11 Oktober 2018. Setelah itu, lokasi Perumnas Balaroa di Kelurahan Balaroa serta beberapa Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, dan Desa Jono Oge,

Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, akan jadikan memorial park (monumen musibah) untuk kembali kenang beberapa korban yang diyakinkan sudah terkubur hidup-hidup waktu musibah tanah berjalan serta likuefaksi yang menelan nyawa beberapa korban. Demikian diantaranya ketetapan yang dibuat dari rapat pengaturan mengenai perlakuan pascagempa Palu, Sigi, serta Donggala, yang di pimpin Gubernur Sulteng Longki Djanggola, Senin (8/10).

Baca Juga : KA Probowangi dan Harga Tiket KA Probowangi

Rapat pengaturan di hadiri diantaranya Komando Pekerjaan Kombinasi Terpadu (Kogasgabpad), Kapolda Sulteng, wakil dari BNPB serta Basarnas, bupati Sigi, Palu, serta Donggala, beberapa lurah di Palu, dan beberapa tokoh penduduk.
Di kesempatan Satgas Basarnas Brigjen Brigjen TNI (Mar) Bambang Suryo Aji mengemukakan proses evakuasi di sejumlah puing-puing bangunan dalam Kota Palu, telah dihentikan sebab diprediksikan tidak ada lagi korban disana.

“Namun masih tetap ada proses evakuasi di sejumlah tempat sebab sesuai dengan info masih tetap ada korban tertimbun, termasuk juga yang di Perumnas BTN Balaroa,” tuturnya. Selain itu, jenazah-jenazah korban yang sukses dievakuasi langsung disemayamkan dengan massal untuk hindari timbulnya beberapa penyakit baru yang bersumber dari bakteri karena jenazah yang membusuk.

Dalam rapat itu ikut direferensikan supaya selekasnya dibuat hunian-hunian sesaat (huntara) untuk beberapa pengungsi korban musibah. Sedang tempat tinggal permanen akan dibuat lalu, sesudah ada pendataan yang tentu mengenai jumlahnya bangunan yang rusak yang akan disediakan oleh beberapa bupati da wali kota yang wilayahnya terdampak musibah.

Baca Juga : Jadwal KA Probowangi dengan KA Lodaya

Gubernur Longky sepakat pembangunan tempat tinggal masih buat penduduk mesti disediakan di tempat baru yang dengan riset geologi lebih aman dari musibah gempa serta tsunami.

Disetujui juga distribusi logistik makanan, minuman, obat-obatan serta keperluan yang lain untuk beberapa pengungsi, mesti selalu dikerjakan dengan baik serta pastikan semua penduduk korban musibah telah betul-betul dapat dijangkau oleh pertolongan yang mereka perlukan.

Memorial Park. Selain itu, sesudah dengar laporan dari semua pemangku berkaitan dalam rapat itu, Gubernur Longky sepakat jika beberapa lokasi Petobo, Perumnas Balaroa, serta Jono Oge, akan jadikan monumen musibah, untuk kembali kenang beberapa korban serta momen itu jadi catatan terpenting dalam histori Sulteng.

Longky ikut mengemukakan jika momen gempa itu ada keanehan yang tidak pernah berlangsung sampai kini di daerah itu. “Dari hasil kunjungan saya ke Biromaru, Petobo, serta Balaroa, tampak efek likuefaksi begitu berlainan,” tuturnya.

Baca Juga : Harga Tiket KA Lodaya dengan Jadwal KA Lodaya

Wali Kota Palu Hidayat telah memberikan tugas Kadis PU serta Tata Ruangan Palu untuk membahas berkaitan relokasi permanen serta pembangunan huntara buat penduduk korban musibah. Menurut dia, anggapan sesaat butuh dibuat seputar 5.000 rumah untuk penduduk Petobo, Balaroa, serta di sejumlah tempat di lokasi pantai Teluk Palu.

Kegiatan pemerintahan Kota Palu, kata Hidayat, juga normal kembali. “Saya telah perintahkan semua ASN masuk kantor serta dikerjakan apel besar. ASN yang tinggalkan Palu tiada fakta yang jelas akan dikasihkan sangsi yang tegas,” kata Hidayat dalam pertemuan itu.